loading...

Thursday, May 7, 2020

Proposal MAJLIS TA"LIM

Project Proposal

PERMOHONAN BANTUAN RUTINITAS

PELAKSANAAN KEGIATAN MAJLIS TA’LIM

 

 

 

 

 

 

 

 

 

LOGO

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PESANTREN ANNUWARUL BABISSALAM

ALUE PEUNYARENG, MEULABOH ACEH BARAT

2013






Logo

PENGURUS GRUP MARHABAN AL – MUTTAQIN

COMPLEK PERUMAHAN CARITAS BB II JURONG V

GAMPONG PADANG SEURAHET

No       :                                                                       Meulaboh, 02 Februari 2014

Lamp   : 1 exs

Hal      : Permohonan fasilitas Kegiatan

  Majlis ta’lim Terbuka

Kepada Yth :

Bapak Bupati Aceh Barat.

DI_

Tempat

 

Dengan hormat.

1.        Teriring salam dan do’a kami hanturkan kepada Bapak, Semoga sehat Selalu dalam menjalankan aktvitasnya sehari-hari, amin.

 

2.        Sehubung dengan telah terbentuknya Grup Marhaban Al-Muttaqin Jurong V Complek Perumahan Caritas BB II Desa Padang Seurahet, Bersamaan Dengan yang telah Dijanjikan Bapak Bupati Aceh Barat, Pada Tanggal 22 Januari 2013, Tentang Pengadaan Fasilitas elektronik untuk kelancaran berjalannya Grup Marhaban Al-Muttaqin, maka kami Memohonkan Kepada Bapak, sudi kiranya untuk segera Membantu pengadaan fasilitas tersebut. Adapun Fasilitas yang kami butuhkan (Terlampir)

 

3.        Demikianlah yang dapat kami sampaikan, Sudi kiranya bapak dapat membantu kelancaran kegiatan tersebut, Atas kerjasama bapak yang baik kami ucapkan ribuan terima kasih.

 

Panitia Pelaksana Majlis ta’lim

Ketua

 

 

 

Edi S

Alue Peunyarng, 23 desember  2013

Sekretaris majlis ta’lim

 

 

 

Mauen

 

 

 

Disetujui, Geuchik gampong

Pompa keong                     

 

 

 

Jhon Smith

 

 

 

Mengetahui, Pimpinan pesantren

Annuwrul babissalam

 

 

 

Abu nasir PM

·        

Latar belakang

Grup Marhaban merupakan sebuah Komunitas yang dibentuk berdasarkan kreatifitas para wanita gampong dimana grup ini merupakan wadah tempat mendidik dan melatih berbagai kreatifitas para kaum hawa dalam menjunjung tinggi kodrat islam disaat Zaman modernisasi saat ini, disamping itu juga grup marhaban ini merupakan sebuah tempat penunjang para kaum hawa dalam membudayakan ajaran islam sesuai dengan yang telah Diperintahkan oleh Allah SWT  :

 

Q.S. Ali-Imran Ayat 104 :

 Artinya:

                   “ Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang  ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, mereka itulah orang-orang yang beriman” (Q.S. Ali-Imran:104).

 

Dengan landasan ayat diataslah kami ingin membina grup ini sebagai wadah peningkatan mutu dalam Mensyiarkan agama islam kedepan dimana nantinya kami bias lebih Kreatifkan individual dalam Merefleksi setiap ajaran tersebut.

 

Akhirnya dengan berbekal sebuah grup marhaban ini, Kami dari segenap kepengurusan berniat untuk meningkatkan kelancaran kegiatan kami, dimana stiap kegiatan yang kami Lakukan adalah Bentuk keinginan ikut serta dalam peningkatan syariat syariat islam baik dalam lingkup jurong maupun Desa.

 

·         Tujuan

            Adapun tujuan pembentukan majlis ta’lim terbuka ini adalah untuk lebih meningkatkan pengetahuan agama dalam melaksanakan syariat syariat sesuai dengan ajaran islam, Diantaranya, fiqih, tauhid dan tasawuf.

 

·        Manfaat

            sebagai Wadah tempat mendidik sikap islamiyah bagi kaummuslimin khususnya warga sekitar pesantren.

·        Jadwal Pelaksanaan kegiatan

            Kegiatan majlis ta’lim ini dilaksanakan setiap hari minggu ba’da ashar yang bertempat di pesantren annuwrul babissalam.

·         Rancangan Kebutuhan

(Terlampir)

·         Struktur kepengurusan

(Terlampir)

 

·        Penutup

               Demikianlah yang Dapat kami Sampaikan, tidak Ada Kata yang Dapat Kami Hanturkan Selain Ucapan Ribuan Terima Kasih Kepada Bapak Atas Segala Bantuan dan Sumbangannya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Rincian Kebutuhan Fasilitas kegiatan majlis ta’alim

pesatren edi

 


No

Nama kebutuhan

Volume

Keterangan

1

Aqua gelas

2 Kotak

Setiap pelaksanaan kegiatan

2

kue

20 kotak

Setiap pelaksanaan kegiatan

3

Toa/ Sound

 

Setiap pelaksanaan kegiatan

 

 

Ket:

          Rutinitas Pelaksanaan pengajian majlis ta’lim terbuka pesantren, (……………..)

 

 


Meulaboh, 02 Februari 2013

Bendahara

 

 

 

Mariana

 

 

 

 

 

 

 

Struktur Kepengurusan Grup Marhaban Al-Muttaqin

Complek Perumahan Caritas BB II jurOng V

Desa Padang Seurahet

 

Penanggung Jawab   : Abu Muhammad Nasir Ali.

Ketua              I           : Arif effendi

Ketua              II         : Muhammad Edi Heranda

Sekretaris                   : Jasman

Bendahara                 : Irwan sandi

 

Kepengurusan

1.      Tempat                  : Ana Fitria

                                                : Sulia

: Eli Suriani

: Lismarita

2.      Pelaksanaan

: Desi

: Nurbaya

: Sriwati

: Yusmaidar

: K. Lina

: Yusriani

: Cut ita

: Nely

  

 

Menyetujui

Pimpinan Pesantren

 

 

 

Muhammad Nasir ali


PENGARUH BEBERAPA MEDIA KULTUR JARINGAN TERHADAP TANAMAN ANGGREK

       I.            ABSTRAK

Phalaeonopsis bellina merupakan salah satu anggrek spesies Kalimantan Barat yang cukup digemari penggemar anggrek. Hingga kini anggrek ini diperoleh dengan cara mengambilnya langsung dari alam sehingga jumlahnya masih sangat terbatas. Selain itu jika hal ini dilakukan terus menerus dikhawatirkan dapat mengancam kelestariannya. Oleh karena itu untuk mendukung ketersediaan anggrek ini dilakukan percobaan mengenai pengaruh beberapa media kultur terhadap pertumbuhan planlet anggrek Phalaeonopsis bellina. Percobaan dilakukan di laboratorium kultur jaringan Orchid Center (OC) Pontianak, Kalimantan Barat pada bulan Oktober 2009 sampai Juni 2010, Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 8 perlakuan diulang 3 kali.

Perlakuan yang diuji adalah : (1) Knudson C PA 100 % tanpa tambahan charcoal, (2) Knudson C teknis 100% tanpa tambahan charcoal, (3) Knudson C PA 70 % tanpa tambahan charcoal, (4) Knudson C teknis 70 % tanpa tambahan charcoal, (5) Knudson C teknis 100 % + charcoal 1 g/l, (6) Knudson C PA 70 % + 1 g/l charcoal, (7) pupuk hyponex 2 gr/l, (8) pupuk topsil 2gr/l. Hasil percobaan menunjukkan bahwa media berpengaruh sangat nyata terhadap umur keluar tunas, umur keluar daun dan umur keluar akar. Umur keluar tunas, umur keluar daun dan umur keluar akar tercepat dihasilkan pada perlakuan 6 (media Knudson C PA 70 % dengan tambahan charcoal) yaitu masing-masing 54.3, 78.1, 100.2 hari. Hingga minggu ke- 32 didapati bahwa rata-rata jumlah akar dan daun tertinggi dihasilkan pada perlakuan ini yaitu 3.33 akar dan 3.56667 helai daun dan sebaliknya terendah pada perlakuan 1 (media Knudson C PA 100 % tanpa tambahan charcoal) yaitu 1.9 helai daun. Kata kunci : P. bellina, media kultur, plb, planlet.

 

    II.            PENDAHULUAN

Phalaeonopsis bellina merupakan salah satu anggrek spesies Kalimantan yang digemari oleh pencinta anggrek. Wilayah penyebarannya meliputi Kalimantan Barat dan

Serawak. Permintaan terhadap anggrek ini masih dipenuhi dengan cara mengambilnya langsung dari alam atau melalui perbanyakan konvensional. Pengambilan langsung dari alam secara terus menerus dikhawatirkan dapat menyebabkan punahnya spesies ini di habitat aslinya. Sedangkan metode pebanyakan konvensional memiliki kelemahan berupa terbatasnya bibit atau tanaman yang dihasilkan serta membutuhkan waktu yang lama untuk memperoleh anakan baru. Hal ini mengakibatkan rendahnya ketersediaan anggrek ini dipasar.

Perbanyakan tanaman secara in vitro atau yang lebih dikenal dengan kultur jaringan terbukti dapat meningkatkan ketersediaan bibit tanaman dalam jumlah besar dan seragam

dalam waktu relatif singkat. Aplikasi teknologi ini telah banyak dilakukan terhadap berbagai spesies tanaman, diantaranya seperti yang dilakukan oleh Hutami (1998) untuk perbanyakan tanaman nilam khimera, Mariska (1998) dalam upaya penyediaan benih tanaman jahe dan Kosmiatin (2005) dalam upaya perbanyakan gaharu. Telah dilakukan penelitian terkait media kultur jaringan untuk family orchidaceae terutama genus Dendrobium. Widiastoety (1994) melaporkan bahwa penambahan 150 ml air kelapa sangat berpengaruh terhadap pembentukan protocorm like bodies (plb). Widiastoety (1995) meneliti tentang pengaruh berbagai sumber dan kadar karbohidrat terhadap pertumbuhan planlet anggrek Dendrobium, dilaporkan bahwa penggunaan karbohidrat dengan kadar 10 gr/ l terbukti efektif mempercepat pertumbuhan batang, daun dan akar planlet Dendrobium. Widiastoety (1997) melaporkan bahwa pemberian air kelapa sebanyak 150 ml/l pada tingkat ketuaan kelapa muda dan sedang dapat mendorong pertumbuhan planlet anggrek Dendrobium.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh berbagai modifikasi media kulltur jaringan terhadap pertumbuhan planlet anggrek Phalaenopsis bellina dalam upaya penyediaan bibit secara massal dan cepat.

 

 III.            METODOLOGI

Penelitian dilakukan di laboratorium kultur jaringan Orchid Centre (OC) Pontianak, Kalimantan Barat dari bulan Oktober 2009 sampai Juni 2010. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 8 perlakuan yang diulang 3 kali. Masing masing perlakuan terdiri dari 10 unit per ulangan. Perlakuan merupakan kombinasi dari KC (Knudson C) PA dan teknis dengan konsentrasi yang diujikan 70 % dan 100 % dengan atau tanpa penambahan 1 g/l charcoal. Selain itu diujikan pula media kultur dengan bahan dasar pupuk Hyponex dan Topsil. Dengan demikian perlakuan media yang diuji terdiri atas 8 perlakuan yaitu: (1) Knudson C PA 100 %, (2) Knudson C teknis 100% , (3) Knudson C PA 70 %, (4) Knudson C teknis 70 %, (5) Knudson C teknis 100 % + charcoal, (6) Knudson C PA 70 % + charcoal, (7) pupuk hyponex 2 gr/l, (8) pupuk topsil/ gandasil 2gr/l. Setiap formulasi media ini kemudian diberi tambahan kentang 65 g/l, air kelapa 100 ml/l, sukrosa 20 g/l, pepton 1 g/l dan agar 7g/l.

Eksplan yang digunakan adalah protocorm like bodies (plb) anggrek Phalaenopsis bellina. Plb diperoleh dari biji yang sebelumnya telah dikulturkan pada media Knudson C PA 100 %. Plb yang terbentuk ini kemudian dikulturkan pada setiap perlakuan media. Pengamatan dilakukan terhadap peubah umur keluar tunas, umur keluar daun, umur keluar akar. Selain itu dilakukan pengamatan persentase kontaminasi, persentase planlet hidup, jumlah daun, jumlah akar pada minggu ke-8, 16, 24, dan 32. Seluruh data yang terkumpul kemudian dianalisis ragamnya, jika berbeda nyata kemudian diuji lanjut menggunakan uji Duncan taraf 5 %.


 IV.            HASIL DAN PEMBAHASAN

Data tentang umur keluar tunas, umur keluar daun dan umur keluar akar disajikan pada Tabel 1. Hasil analisis statistik memperlihatkan terdapat perbedaan yang nyata di antara perlakuan yang diuji. Umur keluar tunas, daun dan akar paling cepat dihasilkan oleh media Knudson PA 70 % yang diberi tambahan charcoal (perlakuan 6) yaitu masingmasing 54.3 hari, 78.07 hari dan 100.23 hari terkecuali untuk peubah umur keluar akar yang tidak berbeda nyata dengan media perlakuan media Knudson teknis 70 % tanpa tambahan charcoal (perlakuan 4). Sebaliknya, perlakuan yang menghasilkan tunas, daun, dan akar paling lambat adalah media Hyponex dan Topsil

Media Knudson C merupakan media yang umum digunakan untuk kultur jaringan anggrek. Media ini pertama kali diformulasikan oleh Lewis Knudson pada tahun 1949 (Arditti, 1996). Walaupun begitu, beberapa spesies anggrek terkadang membutuhkan charcoal (karbon aktif) agar dapat tumbuh baik pada media ini. Hal ini dikarenakan adanya zat fenol yang diproduksi oleh eksplan. Zat fenol menyebabkan terhambatnya pertumbuhan planlet. Charcoal yang ditambahkan ke media berfungsi menyerap senyawa-senyawa toksik yang ada dalam media (Widiastoety, 2001).

Tabel 1. Umur keluar tunas, umur keluar daun, dan umur keluar akar planlet Phalaenopsis bellina pada 8, 16, 24 dan 32 minggu setelah perlakuan, Tabel I

Media

Umur keluar tunas (hari)

Umur keluar daun (hari)

Umur keluar akar (hari)

KPA 100 (1)

70.43 b

88.47 c

105.23 c

KT 100 (2)

65.03 c

85.60 d

110.33 b

KPA 70 (3)

61.20 d

81.30 e

103.97 d

KT 70 (4)

58.40 e

79.77 f

100.40 f

KT 100 C (5)

60.43 d

80.27 ef

102.37 e

KPA 70 C (6)

54.30 f

78.07 g

100.23 f

HYP (7)

81.50 a

92.77 a

110.73 b

TPS (8)

80.50 a

90.23 b

120.97 a


Ket: KPA = Knudson C PA       KT = Knudson C                teknis C = Charcoal

        HYP = Hyponex                TPS = Topsil

          100 = 100%                        70 = 70 %

 

Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf kepercayaan α = 5%.

 Persentase planlet hidup tertinggi dihasilkan oleh perlakuan media Knudson C PA 70 % yang ditambah charcoal (perlakuan 6), hingga minggu terakhir pengamatan terdapat 88.03 % planlet yang hidup. Persentase planlet hidup pada media ini tidak berbeda nyata dengan perlakuan media Knudson C teknis 100 % ditambah charcoal (perlakuan 5) yang sampai minggu terakhir pengamatan menghasilkan 85.17 % planlet hidup (Tabel 2). Pada perlakuan yang lain terjadi penurunan persentase planlet hidup yang signifikan dari minggu ke minggu (Gambar 1).

Persentase planlet hidup terendah dihasilkan pada media Knudson PA 70% tanpa tambahan charcoal yaitu 19.27 % (Tabel 2). Hal ini menunjukkan bahwa penambahan charcoal pada media menyebabkan planlet Phalaenopsis bellina dapat berkembang baik. Planlet pada media yang tidak diberi tambahan charcoal menunjukkan gejala fenolik, kematian jaringan sedikit demi sedikit dan akhirnya mati (Gambar 2). Phalaenopsis bellina tampaknya dapat tumbuh lebih baik saat dikulturkan pada media yang diberi tambahan charcoal. Penggunaan charcoal pertama kali dilakukan oleh John T. Curtis dalam usahanya untuk memberikan simulasi kondisi perkecambahan anggrek seperti pada kondisi alaminya (Arditti, 1996).

Tabel 2. Persentase planlet P. bellina hidup pada 8, 16, 24 dan 32 minggu setelah perlakuan

Media

Waktu pengamatan (minggu ke-)

8

16

24

32

KPA 100 (1)

82.53 bcd

61.63 b

35.43 ad

25.80 c

KT 100 (2)

85.40 abc

56.33 c

23.03 e

21.50 e

KPA 70 (3)

82.03 cd

47.63 e

33.40 d

19.27 e

KT 70 (4)

80.87 d

61.37 b

38.47 c

22.00 de

KT 100 C (5)

86.60 ab

91.73 a

85.63 a

85.17 a

KPA 70 C (6)

88.83 a

89.43 a

88.67 a

88.03 a

HYP (7)

70.87 e

51.53 d

42.73 b

30.67 b

TPS (8)

72.83 e

59.37 b

32.80 d

25.40 cd

Keterangan : sda

Data tentang jumlah daun dan akar planlet disajikan pada Tabel 3. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata di antara perlakuan media yang diujikan. Sampai dengan minggu ke-32, terlihat bahwa jumlah daun dan akar tertinggi dihasilkan pada perlakuan media Knudson C PA 70 % yang diberi tambahan charcoal (perlakuan 6) yaitu masing-masing 3.57 dan 3.33. Jumlah daun terendah dihasilkan pada perlakuan media Knudson C PA 100% tanpa tambahan charcoal (perlakuan 1) yaitu 1.90 dan jumlah akar terendah pada media Knudson C teknis 100% yang diberi tambahan charcoal (perlakuan 5) yaitu 2.03 (Tabel 2).

Perlakuan media Knudson teknis 100% yang diberi tambahan charcoal (perlakuan 5) tidak menunjukkan jumlah daun dan akar sebaik Knudson C PA 70 % yang diberi tambahan charcoal (perlakuan 6), hingga minggu ke-32 media ini hanya menghasilkan 2.60 daun dan 2.03 akar (Tabel 3). Jumlah akar pada media ini (perlakuan 5) lebih sedikit daripada yang dihasilkan media Knudson C PA 100% tanpa tambahan charcoal (perlakuan 1), namun tetap lebih baik mengingat persentase planlet hidupnya lebih tinggi yaitu 85.17 % yang berarti peluang jumlah planlet atau bibit yang berhasil diproduksi lebih besar daripada perlakuan media Knudson C 100% tanpa tambahan charcoal (perlakuan 1) yang persentase planlet hidupnya 25.80% (Tabel 2).

Tabel 3. Jumlah daun dan akar planlet P. bellina pada 8, 16, 24 dan 32 minggu setelah

perlakuan

Media

Waktu pengamatan (Minggu ke-)

 

8

16

24

32

 

Daun

Akar

Daun

Akar

Daun

Akar

Daun

Akar

KPA 100 (1)

1.17 c

1.37 b

1.43 a

1.83 b

1.60 d

2.33 b

1.90 e

2.83 b

KT 100 (2)

1.40 bc

1.10 cd

1.73 b

1.40 e

2.10 bc

1.70 d

2.40 c

2.20 d

 

KPA 70 (3)

1.27 c

1.30 bc

1.60 bc

1.53 cde

2.10 bc

2.17 b

2.40 c

2.43 c

 

KT 70 (4)

1.37 bc

1.30 bc

1.67b

1.73 bc

2.03 c

2.13 bc

2.37 c

2.53 c

 

KT 100 C (5)

1.50 b

1.17 bcd

1.80 b

1.50 cde

2.30 b

1.70 d

2.60 b

2.03 d

 

KPA 70 C (6)

2.47 a

2.10 a

2.77 a

2.50 a

3.13 a

3.00 a

3.57 a

3.33 a

 

HYP (7)

1.17 c

1.07 d

1.40 c

1.43 de

1.77 d

1.63 d

2.23 cd

2.17 d

 

TPS (8)

1.20 c

1.20 bcd

1.43 c

1.67 bcd

1.70 d

1.93 c

2.13 d

2.43 c

 

Keterangan : sda

 

 

    V.            KESIMPULAN DAN SARAN

1.      Penambahan charcoal 1 g/l meningkatkan persentase planlet Phalaenopsis bellina hidup.

2.      Media Knudson C teknis 100% yang diberi tambahan charcoal mampu menghasilkan persentase planlet hidup sama baiknya dengan Knudson C PA 70% yang diberi tambahan charcoal.

3.      Umur keluar tunas, umur keluar daun dan umur keluar akar tercepat dihasilkan pada media Knudson C PA 70% yang diberi tambahan charcoal.

4.      Jumlah daun dan akar tertinggi dihasilkan pada perlakuan media Knudson C PA 70% yang diberi tambahan charcoal.

 


 

DAFTAR PUSTAKA

Arditti, J. dan Abraham DK. 1996. Orchid micropropagation: the path from laboratory to

commercialization and an account of several unappreciated investigators. Botanical Journal of the Linnean Society. 122 : 183 – 241.

Hutami, S., Novianti S., Yati S. dan Ika Mariska. 1998. Perbanyakan in vitro tanaman nilam

khimera melalui proliferasi tunas aksiler. Jurnal Bioteknologi Pertanian. Vol 3 No. 2 : 47- 52.

Kosmiatin, M., Ali Husni, dan Ika Mariska. 2005. Perkecambahan dan perbanyakan gaharu secara in vitro. Jurnal Agrobiogen. 1 (2) : 62 – 67.

Mariska, I., Hobir, SF. Syahid. 1998. Upaya penyediaan benih tanaman jahe melalui kultur jaringan. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Vol XVII (1) : 9 13.

Widiastoety. D, dan Santi 1994. Pengaruh air kelapa terhadap pembentukan protokorm like bodies (plbs) dari anggrek Vanda dalam medium cair. Jurnal Hortikultura.

4(2):71-73. dan Farid A. Bahar. 1995. Pengaruh berbagai sumber dan kadar karbohidrat pertumbuhan planlet anggrek Dendrobium. Jurnal Hortikultura. 5(3):76–80.

Surachmat Kusumo dan Syafni. 1997. Pengaruh tingkat ketuaan air kelapa dan jenis kelapa terhadap pertumbuhan planlet anggrek Dendrobium. Jurnal

Hortikultura. 7 (3) : 768 – 772. 2001. Perbaikan genetik dan perbanyakan bibit secara in vitro dalam mendukung pengembangan anggrek di Indonesia. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Vol 20 No 4 : 138 – 143.


Proposal MAJLIS TA"LIM

Project Proposal PERMOHONAN BANTUAN RUTINITAS PELAKSANAAN KEGIATAN MAJLIS TA’LIM                   LOGO       ...